July 24, 2024
Kesehatan Mental Remaja.| Unsplash.com

Menjaga kesehatan mental remaja dapat dilakukan dengan mendukung mereka, bekerjasama untuk menyelesaikan konflik yang dialami,

ICRP Online- Kesehatan mental remaja memang perlu diperhatikan dengan baik. Pasalnya, hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang. Selain itu, fase ini pun merupakan masa-masa pencarian jati diri. Sehingga kemungkinan besar, mereka akan mencoba mengeksplorasi hal-hal yang menurut mereka penasaran atau keren.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja

Ada beberapa cara untuk menjaga mental kesehatan mental untuk remaja yang bisa dilakukan oleh para orangtua. Para orang tua juga perlu mendampingi anaknya melewati masa sulit dan menguatkan mereka. Sehingga mereka tidak merasa sendirian dan berlarut dalam keterpurukan.

1.      Bekerjasama dalam menyelesaikan konflik

Setiap orang pasti pernah mengalami konflik dalam hidupnya, termasuk anak remaja.  Saat hal tersebut terjadi pada anak, coba lah untuk mendengarkan terlebih dahulu kisahnya. Seperti latar belakang dari konflik tersebut terjadi.

Kemudian, tanyalah mengapa  anak melakukan tindakan tersebut. Setelah memahami situasi yang ada, maka cobalah cari jalan keluar bersama. Ajak anak untuk diskusi dalam menyelesaikannya masalahnya. Perlu diingat hargai setiap pendapatnya, tetapi jika mengarah kepada hal yang buruk. Maka, nasehatilah dengan cara baik.

Beritahu juga sang anak, bahwa stress dapat dialami oleh siapa saja. Meskipun begitu, jika dibiarkan begitu saja, itu tidak baik. Sehingga perlu diselesaikan secepatnya dan tidak perlu ragu untuk bercerita kepada ibu maupun ayah.

2.      Menjaga Kesehatan Mental Remaja: Meluangkan waktu untuk mendukung anak

Cara menjaga kesehatan mental remaja selanjutnya adalah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan yang ada untuk memberikan dukungan pada anak. Misalnya, datang ke acara penting mereka, berlibur bersama, dan sebagainya.

Selain itu, cobalah untuk memberikan waktu pada untuk melakukan relaksasi dengan kegiatan yang bermanfaat. Sehingga mereka pun tidak terlalu tertekan dengan kegiatan maupun mata pelajaran di sekolah. Adapun kegiatannya seperti sekolah alam, melakukan hobinya, dan lain sebagainya.

Bahkan bisa juga memberikan waktu untuk anak beristirahat dan terbebas dari kegiatan rumah maupun sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk membuat anak happy dan pikirannya tidak terlalu stuck. Dengan begitu, mereka akan jauh lebih enjoy.

3.      Menjaga Kesehatan Mental Remaja Dengan Mengajarkan Untuk Menyayangi Diri Sendiri

Hal ini sangatlah urgen karena begitu banyak orang yang merasa dirinya tidak berharga sehingga takut mencoba hal-hal baru. Dengan begitu, potensi mereka pun akan stuck dan tidak akan berkemang. Bahkan bisa saja melakukan sesuatu hal yang merugikan mereka di masa mendatang. Maka beritahulah cara menyayangi diri dengan cara baik itu seperti apa.

Misalnya dengan rutin berolahraga, berani menolak suatu hal jika itu adalah hal yang buruk dan merugikan diri sendiri,  membaca buku, dan mensupport dalam hal positif. Beritahu mereka pula untuk berteman dengan orang-orang yang bisa menghargainya, menghargai orang lain seperti hal menghargai diri sendiri, dan lain sebagainya.

4.      Beritahu mereka untuk tidak sungkan menceritakan perasaannya

Cobalah sesekali tanya mengenai kabarnya dan apa yang dirasakannya. Selain itu, ketika mereka mulai bercerita, usahakan untuk tidak menjudge mereka terlebih dahulu. Cobalah untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai.

Saat berdiskusi nanti, usahakan untuk membandingkan dirinya dengan siapapun. Asalnya, hal tersebut bisa saja menyakiti hatinya.  Apabila mereka sedih, wajar jika menangis. Apabila sedang merasa kecewa, wajar jika merasa marah dan dampak emosi lainnya. Tidak apa-apa jika merasakan hal tersebut.

Namun, yang tidak boleh adalah berlarut dalam jangka waktu panjang atas perasaan tersebut.  Meskipun begitu, anak hanay boleh bercerita kepada orang-orang yang hanya dipercaya olehnya. Contohnya, ayah dan ibu.

Menjaga kesehatan mental remaja  dapat dilakukan dengan mendukung mereka, bekerjasama untuk menyelesaikan konflik yang dialami, membiasakan anak untuk menceritakan perasaan, dan sebagainya. Dengan begitu, anak-anak bisa lebih cepat bangkit dari masa terpuruknya, lebih mengenal diri sendiri, dapat memanajemen emosi, dan lain-lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *